BANDUNG - Bandung harus menjadi tempat membudayakan toleransi dan perdamaian dunia. Pasalnya, Kota Kembang tersebut memiliki jejak sejarah dalam menyatukan negara di Asia dan Afrika melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955.
Jika Bandung adalah tempat untuk terwujudnya semangat kemerdekaan dan menyatukan kerja sama negara di selatan selatan melalui KAA, maka Bandung harus bisa menjadi tempat membudayakan nilai-nilai toleransi dan perdamaian agar dapat terus ditumbuhkembangkan, kata Menlu Retno Marsudi saat menyampaikan kuliah umum bertajuk #Talkshow Menlu Retno di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran Bandung, Rabu (19/12).
Dalam kuliah umumnya, Menlu Retno mengatakan Indonesia adalah negara yang majemuk dan potensi untuk berbeda itu pasti ada karena kemajemukan tersebut. Namun kemajemukan tersebut harus menjadi aset bagi bangsa Indonesia untuk terus maju dan berkarya. Dan kemajemukan harus dirawat melalui toleransi dan saling menghargai antarsesama, ungkapnya.
Dia juga menerangkan terkait sejumlah rekam jejak diplomasi Indonesia. Menlu menyebutkan, seperti menjadi inisiator perdamaian di Afghanistan. Posisi Indonesia menjadi penengah atau inisiator perdamaian atas konflik yang terjadi di negara tersebut.
Selain masalah Afganistan, hal lain terkait diplomasi kami yakni mengenai konsistensi kebijakan membela Palestina. Bulan Oktober lalu saya, rektor Unpad, perwakilan Palestina dan wali Kota Bandung meresmikan Palestina Walk di kawasan Alun-Alun Bandung, ujarnya.