BANDUNG - Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Mirzam Abdurrachman menyampaikan pandangannya terkait tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam.
Mirzam dalam siaran pers Humas ITB mengatakan, gelombang tsunami yang mencapai garis pantai tanpa didahului gempa atau surutnya muka laut diakuinya menimbulkan pertanyaan.
Apakah gempa tektonik, pasang purnama, letusan Anak Krakatau atau bahkan tumbukan meteor di tempat tertentu, kata Mirzam di Bandung, Senin (24/12).
Dia mengakui, aktivitas Anak Gunung Krakatau terus menggeliat dan lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Letusan besar terjadi, Minggu (23/12) pukul 18.00 dan terus berlanjut hingga pagi tadi dan terdengar hingga Pulau Sebesi yang berjarak lebih dari 10 kilometer arah timur laut.
Suatu gunung yang terletak di tengah laut seperti halnya Anak Krakatau atau yang berada di pinggir pantai, sewaktu-waktu sangat berpotensi menghasilkan volcanogenic tsunami, ungkapnya.