JAKARTA - Ketua Junior Doctors Network of Indonesia (JDNI) Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, para dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit melihat sendiri dampak prevalensi* perokok anak yang tinggi di Indonesia.
Kami di rumah sakit yang merasakan. Semakin banyak anak yang terkena infeksi saluran pernafasan akut, asma, dan kanker, kata Koko sapaan akrabnya di Jakarta, Rabu (11/9).
Karena itu, JDNI mendukung penuh langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), terhadap Audisi Beasiswa Bulu tangkis Djarum yang kemudian menjadi polemik.
Menurutnya, meskipun tidak mengajarkan anak untuk merokok secara langsung, audisi tersebut membuat anak mencitrakan rokok sebagai produk yang normal dan baik. Sehingga merokok pun dianggap tidak masalah.
Kejadian ini menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk membicarakan lebih jauh dampak zat adiktif berupa rokok. Mari kita diskusikan soal ini dengan benar, tutur Koko.