CIANJUR - Penjual kulit beduk musiman di Cianjur, Jawa Barat, masih dapat meraup keuntungan di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) parsial yang diterapkan pemerintah. Meski dibandingkan puasa tahun lalu, keuntungan yang didapat tahun ini lebih rendah.
Tahun lalu setiap hari ada saja kulit atau sudah jadi bedug yang bisa saya jual. Puasa tahun ini meskipun banyak batasan, kami masih bisa berjualan meskipun dalam sehari hanya satu bedug kecil dan beberapa kulit yang terjual, kata Asep pedagang kulit bedug di Jalan Dr. Muwardi, Cianjur, kepada wartawan, pada Jumat (8/5).
Asep mendapatkan kulit bedug dari bandar kulit yang hanya menjual dua jenis kulit sapi dan kulit kerbau. Harga kulit bedug siap pakai dipatok Rp300 ribu untuk jenis kulit sapi dan Rp400 ribu untuk jenis kulit kerbau. Tidak hanya kulit, Asep juga menjual kulit bedug yang sudah dipasangkan ke drum dengan harga bervariasi mulai dari Rp700 ribu sampai Rp1 juta rupiah, tergantung kulit dan besaran drum yang diminta.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tuturnya, pendapatan tahun ini menurun drastis meskipun setiap hari ada satu atau dua kulit yang terjual. Kalau dibilang dampak Corona tidak juga, mungkin warga lebih membutuhkan bantuan sembako untuk warga ketimbang ganti kulit bedug, katanya.
Ia menambahkan, sebagian besar pembeli kulit bedug saat ini untuk kepentingan pribadi karena ukuran yang mereka beli kecil dan digunakan untuk anak, atau lingkungan rumah. Sedangkan untuk tempat ibadah seperti musala dan masjid, biasanya pemesan langsung minta dipasang dilokasi.