JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon merespons keras sikap Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebutkan ada 50 penceramah di 40 masjid pada lingkungan kementerian. Politikus Partai Gerindra itu menilai langkah BIN tersebut justru melahirkan kegaduhan di masyarakat.
Dia menegaskan, tugas aparatur intelijen menjalankan program deradikalisasi yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Artinya, kata dia, program tersebut seharusnya dievaluasi, apakah berjalan atau tidak.
Saya kira pengumuman seperti itu justru membuat kegaduhan baru. Karena, kita (publik) tidak jelas kriteria-kriterianya seperti apa, kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/11).
Menurutnya, cara kerja aparat intelijen seharusnya berjalan senyap dan tidak terbuka. Apa yang dimaksud dengan radikalisme. Apa yang dimaksud terpapar radikalisme. Kriterianya seperti apa. Ajaran-ajarannya seperti apa, sekalian transparan, ujarnya.
Fadli menilai kriteria terpapar radikalisme tidak jelas sehingga publik kelak saling bertanya dan tuduh terutama di perguruan tinggi, pesantren dan institusi-institusi pendidikan lain. (Ant)