JAKARTA - Pemindahan markas perjuangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Jawa Tengah (Jateng) dinilai sebagai gimik politik.
Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Romi) menegaskan, wilayah Jateng identik dengan ideologis salah satu partai politik (parpol). Bahkan, kata dia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkuasa 10 tahun, Partai Demokrat tidak mampu memenangkan pertarungan di Jateng.
Itu strategi political gimmick saja. Kita tahu Demokrat yang berkuasa 10 tahun tidak mampu menjadi pemenang di Jateng, ucap Romi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12).
Parpol pemenang di Jateng yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kini keduanya berada di barisan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin. Menurutnya, sebuah hal yang menyesatkan, jika BPN Prabowo-Sandi menjadikan Jateng sebagai markas mengacu pada hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2018.
Romi menambahkan, perolehan suara yang didapatkan Sudriman Said-Ida Fauziyah tidak lain karena peran mesin politik PKB. Menurutnya, political gimmick BPN juga bertujuan untuk mengalihkan fokus Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf dalam bekerja keras di sejumlah provinsi yang 2014 silam Jokowi masih kalah atas Prabowo.