BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga Kamis (21/5), telah menyebar 120.655 rapid diagnostic test (RDT) ke 27 kabupaten/kota, instansi pemerintah, dan institusi pendidikan di Jabar dan hasilnya, sebanyak 3.209 warga Jabar terindikasi positif COVID-19 atau reaktif.
Pemprov Jabar intens melakukan pengetesan COVID-19, baik dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab maupun rapid test. Tujuannya untuk mendapatkan peta persebaran COVID-19 yang komprehensif, kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani, Jumat (22/5).
Berli mengatakan alasan Pemprov Jabar masif melakukan tes untuk melacak kontak terpapar COVID-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien COVID-19.
Selain itu, pengetesan secara masif akan membuat peta persebaran COVID-19 di Jabar semakin komprehensif, kata Berli.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar pun, menjadikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi sebagai momentum pengetesan masif COVID-19. Sebab, pergerakan masyarakat mulai menurun, sehingga potensi penularan COVID-19 lebih rendah.