DEPOK - Kepala Program Studi Vokasi Humas Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menilai lemahnya media massa dan dunia pendidikan memberikan kontribusi, terhadap penyebaran pemikiran radikal yang terjadi di masyarakat.
Karakter sosiologis masyarakat kita yang patron-klien, membuat kelompok masyarakat kita masih melihat patron sebagai kiblat dalam kehidupan mereka, termasuk dalam aktivitas komunikasi, katanya di Depok, Jumat (15/11).
Ia mengatakan bahwa studi global menunjukkan, bahwa salah satu situasi yang mendorong berita hoax (palsu) dengan mudah menjangkiti publik, ialah karena media-media arus utama justru tidak se-agresif warga, dalam melakukan diseminasi informasi.
Hal itu,menurut Devie, tidak terlepas dari dinamika yang kompleks dari jurnalis di media arus utama.
Sedangkan dari hasil pendalaman yang dilakukan peneliti Studi Vokasi Humas UI selama satu tahun, ditemukan bahwa penyebaran ajaran radikal justru sangat memerhatikan teknik-teknik komunikasi persuasif, yang nyaris tidak diajarkan dan diabaikan oleh kurikulum.