Ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik seringkali menimbulkan masalah. Kelangkaan ketersediaan pupuk subsidi dan kenaikan harga pupuk nonsubsidi telah memukul petani. Padahal, hari-hari ini petani amat membutuhkan pupuk untuk memulai masa tanam.
Agar ketergantungan itu tidak semakin akut, petani perlu menggunakan pupuk alami atau pupuk organik. Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, Bandung, Tualar Simarmata mengatakan, ada solusi jitu yang bisa dilakukan petani dalam menghadapi masalah rutin tiap masa tanam itu.
Di dunia ini ada dua jenis pupuk. Yang pertama buatan pabrik, yang sebagian diimpor. Yang kedua buatan Tuhan atau yang alami. Kita pakai yang alami saja. Optimalkan sumber organik lokal. Itu bergantung pada kemauan kita saja, kata Tualar dalam sambungan telepon, Selasa (29/11).
Alih-alih bergantung pada pasokan pupuk impor yang saat ini terganggu akibat perang Rusia-Ukraina, Tualar mengajak petani untuk memaksimalkan pupuk buatan Tuhan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan petani.
Untuk petani padi, kata Tualar, langkah pertama mengatasi krisis pupuk adalah memaksimalkan hasil utama panen padi, yaitu gabah. Dijelaskannya, dari sembilan ton padi per hektare yang terpanen, ada sekitar enam ton jerami yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk kompos.