Atasi Kelangkaan, Pemprov Jabar Pasok 23.000 Liter Minyak Goreng di Kota Bandung
Kota Bandung, Jurnal Jabar – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) memasok sebanyak 23.000 liter minyak goreng di Kota Bandung guna mengatasi kelangkaan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Iendra Sofyan mengatakan minyak goreng ini didistribusikan melalui operasi pasar minyak goreng di Pasar Sederhana, Pasar Kosambi dan Pasar Kiaracondong, Senin (21/2).
"Hari ini sekitar 23.000 liter. Di sini (Pasar Sederhana) 8.000 liter, di Kircon (Pasar Kiaracondong) itu 7.000 liter dan Pasar Kosambi 8.000 dengan waktu sama (serentak)," kata Iendra.
Iendra menjelaskan, langkah ini dilakukan juga untuk menekan harga minyak goreng harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya, ribuan liter minyak goreng murah yang terdiri dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI).
"Kami juga berterima kasih pada Kementrian Perdagangan yang sampai saat ini sampai dengan nanti Lebaran akan melakukan operasi pasar minyak goreng curah dan kemasan," lanjutnya.
Menurut Iendra, harga minyak goreng curah yang dibanderol dalam operasi pasar ini Rp10.500 per liter dan umumnya dijual kepada pedagang. Iendra dilarang menjual minyak goreng curah tersebut di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp11.500 per liter.
"Harga produsen sekarang Rp10.500. Didorong dan diawasi, para penjual harus sesuai HET Rp11.500 per liter untuk yang curah," tegasnya.
Lebih lanjut, Iendra menyampaikan, berdasarkan informasi yang diperoleh, produksi minyak goreng kini sudah mulai pulih. Karenanya, ia meminta masyarakat tidak panik dan memborong minyak goreng.
"Kami berharap, konsumen lebih sabar dan tidak memperkeruh. Artinya, suplai sudah aman, jangan takut tidak tersuplai," tuturnya.
Pemprov Jabar menilai, masyarakat masih banyak yang takut kehabisan minyak goreng. Akibatnya, pembelian pun tidak merata. Iendra meminta agar masyarakat membeli minyak goreng sesuai kebutuhan normal.
"Jangan panik, kembali pada kebutuhan normal, termasuk yang di sini. Kita batasi 30 liter maksimum, kita utamakan penjual pasar dan kalau terpenuhi kita kasih ke konsumen (masyarakat)," pungkasnya.