Banjir di Kabupaten Bandung Tak Ganggu Pelayanan Publik
BANDUNG - Kepala Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung Yayan Setiana memastikan pelayanan publik tetap berjalanan normal meski kantor desa dikepung banjir.
"Pelayanan masih tetap berjalan seperti biasanya. Namun karena akses tergenang, pelayanan digeser ke daerah kering," ucap Yayan di Bandung, Senin (12/11).
Yayan mengatakan, saat musim atau karena hujan dengan intensitas tinggi kantor Desa Dayeuhkolot kerap dikepung banjir. Sementara, kata dia, hujan dengan intensitas tinggi melanda kawasan Kabupaten Bandung sejak Minggu (11/11). Alhasil, kantor desa tergenang air setinggi kurang lebih 30 cm.
"Baru tadi malam air masuk ke kantor," ucapnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, ribuan jiwa di Desa Dayeuhkolot juga ikut terdampak banjir. Bahkan, kata dia, sebagian warga harus mengungsi ke beberapa tempat.
"Kalau lihat begini, ribuan kang (terdampak banjir). Di Desa Dayeuhkolot saja ada tiga ribuan rumah," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, di setiap rukun warga (RW) di Desa Dayeuhkolot sudah menyiagakan perahu. Bilamana warga memerlukan bantuan, perahu yang ada siap digunakan untuk kebutuhan evakuasi.
"Jadi perahu terus memonitor. Selain perahu milik tiap RW, biasanya relawan juga suka membantu mengevakuasi korban," ungkapnya.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menyatakan sebanyak 378 jiwa dari 111 kepala keluarga (KK) di tiga kecamatan juga telah mengungsi ke beberapa tempat berbeda. Tiga kecamatan tersebut, yakni Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Sudrajat mengatakan, sebanyak 252 warga Kecamatan Baleendah mengungsi ke Shelter Inkanas BPBD dan Shelter Parung Halang. Kemudian di Dayehkolot 154 jiwa mengungsi di lima titik pengungsian dan di Kecamatan Bojongsoang 41 mengungsi ke Gedung Tamago. (Ant)