BNPB Ralat Korban Meninggal Longsor Sukabumi, dari 4 Menjadi 2
JAKARTA - Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meralat jumlah korban tewas longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, empat orang dilaporkan meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor. "Empat korban lainnya dalam upaya evakuasi namun terkendala cuaca hujan dan gelap karena malam," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Senin (31/12) malam.
Pagi ini, Selasa (1/1), Sutopo menegaskan korban meninggal dampak Longsor di Cisolok berjumlah dua orang. Menurutnya, informasi korban meninggal sempat simpang siur karena situasi panik. Informasi yang beredar di lapangan dan sosial media sempat menyebutkan korban meninggal hingga delapan orang.
"Setelah diverifikasi di posko sementara, korban meninggal dunia diketahui dua orang," katanya dalam keterangan pers, Selasa (1/1).
Selain dua orang meninggal, 41 warga masih belum ditemukan, tiga dilaporkan luka-luka dan 61 berada di pengungsian. Dia menambahkan, tim gabungan terus melakukan pencarian korban. Hingga Selasa (1/1) pukul 02.30 WIB tercatat 32 kepala keluarga (KK) atau 107 jiwa terdampak longsor.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mengirimkan tim ke lokasi kejadian. Pertolongan dan pendataan terhadap warga terdampak longosng dilakukan bersama antara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), warga setempat, serta tim BPBD Sukabumi.
"Yang terdata sementara terdapat 30 rumah yang tertimbun tanah longsor," ujarnya.
Dia menambahkan, pencarian dan pertolongan korban longsor Sukabumi memerlukan alat berat. Akan tetapi, akses menuju lokasi cukup sulit dilalui.
"Cuaca hujan di lokasi kejadian. Jalanan terjal berbatu ditambah hujan menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi," tuturnya.
Dia mengatakan, listrik di lokasi kejadian padam dan jaringan komunikasi seluler juga terhambat. "Komunikasi dengan tim di lapangan hanya bisa menggunakan radio handy talkie. Pencarian juga sempat dihentikan karena kondisi di lapangan diguyur hujan dan listrik padam," ujarnya.