Cara SMKN 1 Garut Merayakan Kelulusan
GARUT - Budaya corat-coret seragam sekolah untuk merayakan kelulusan nampaknya sudah mulai ditinggalkan. Kesadaran siswa untuk merayakan kelulusan dengan hal yang bermanfaat kini mulai menjadi tren.
Hal ini juga dilakukan oleh siswa Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Garut yang merayakan kelulusan dengan menyedekahkan seragam sekolah layak pakai ke panti sosial dan warga kurang mampu di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Silfa Mutia salah satu siswi SMKN 1 Garut ikut menyumbangkan seragamnya yang masih layak pakai. Ia menyumbangkan seragam abu-putih, seragam pramuka dan seragam motif batik yang masih layak pakai.
"Daripada dicoret-coret lebih baik dibagikan kepada mereka, terutama adik-adik kelas yang membutuhkan seragam," katanya di Garut, Selasa (14/5).
Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin mengatakan seragam sumbangan murid-murid akan dikumpulkan untuk kemudian dibagikan antara lain ke panti sosial.
"Ada juga dibagikan ke adik-adik kelas yang membutuhkan," kata Dadang.
Dadang menjelaskan bahwa setiap tahun murid-murid Kelas XII yang lulus melakukan aksi sosial untuk merayakan kelulusan, sekaligus mengungkapkan rasa syukur karena sudah lulus ujian nasional.
Dadang menyebutkan jumlah lulusan SMKN 1 Garut tahun 2019 sebantak 729 siswa. Semua siswa itu menyerahkan seragam sekolah layak pakai mereka untuk diberikan kepada anak-anak sekolah lainnya yang membutuhkan seragam.
"Kami sering memberikan contoh kepada siswa agar selalu membantu orang yang membutuhkan, salah satunya dengan membagikan seragam sekolah," ungkap Dadang.
Ia mengatakan bahwa sekolah selalu menekankan kepada para siswa agar tidak merayakan kelulusan secara berlebihan seperti menggelar konvoi kendaraan bermotor yang justru bisa mengganggu ketertiban lalu lintas di jalan raya.
"Kami berupaya agar anak-anak tidak konvoi, tidak coret-coret seragam, lebih baik seragamnya disumbangkan," tegas Dadang. (Ant).