Kampung Gunungbatu Masih Zona Merah
SUKABUMI - Tampaknya status Zona Merah terkait bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi belum bisa diubah oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Realitanya, pergeseran tanah di sana justru semakin parah, meskipun masa tanggap darurat bencana itu sudah dicabut terhitung sejak sekitar sebulan lalu, tepatnya 6 Mei 2019.
"Setiap harinya tanah terus bergeser dan retakannya semakin membesar bahkan ada beberapa titik tanah di lahan pertanian di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini amblas sekitar tiga meter," ungkap tokoh masyarakat Desa Kertaangsana Aseh Has di Sukabumi, Kamis (9/5).
Menurut Aseh, pergeseran tanah ini semakin masif, rumah yang awalnya hanya bagian pondasinya yang amblas sekarang sudah badannya yang tenggelam ke dalam tanah. Belum lagi lahan pertanian yang rusak porak poranda akibat retakan dan amblasnya semakin parah.
Meskipun hingga saat ini tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut, tetapi seluruh warga yang sudah mengungsi tetap khawatir karena pergeseran tanah ini semakin meluas, dan tidak menutup kemungkinan hingga posko pengungsian yang jaraknya tidak jauh dari lokasi.
Para relawan bersama petugas dari TNI, Polri, SAR, dan lainnya selalu bersiaga dan terus memantau aktivitas pergeseran tanah ini, serta memberikan imbauan kepada warga agar tidak masuk atau beraktivitas di lokasi bencana.
"Pergeseran tanah semakin meluas di kampung ini, namun untuk bantuan darurat bagi pengungsi masih mencukupi karena bantuan tidak datang dari pemerintah saja. Tetapi donatur, perorangan, BUMN dan swasta terus mengalir," tambah Aseh.
Sementara, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan bencana pergeseran tanah ini berbeda dengan longsor. Oleh sebab itu, ini tidak bisa ditanggulangi atau dicegah, karena tanah secara alamiah akan terus bergerak dan bergeser.
Eka mengatakan upaya untuk mengurangi dampak bencana ini maka harus mengungsikan seluruh warga Kampung Gunungbatu ke tempat yang lebih aman, berikut mengevakuasi seluruh harta benda milik warga.
"Hingga saat ini jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 70 unit dan masih ada puluhan lainnya yang terdampak serta tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Untuk jumlah pengungsi mencapai 354 jiwa yang mengungsi ke sejumlah titik," Eka merincikan. (Ant).