Kasus Thalasemia Kota Bandung Tinggi, Saudara Kandung Pasien di Uji Coba
Kota Bandung - Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Bandung menguji coba Deteksi Dini Thalasemia, Selasa (5/10). Uji coba ini dilakukan kepada saudara kandung dengan usia produktif dari para penyandang Thalasemi.
"Nanti kita bisa mendapat data yang akurat. Mudah-mudahan bisa memitigasi terjadinya pernikahan antara pembawa sifat," ujar Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat menghadiri Kick Off Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia. dilansir dari portal.bandung.go.id.
Oded menyebut ada sekitar 300 orang di Kota Bandung yang mengidap Thalasemia. Kasus di Kota Bandung bisa dikatakan tinggi karena Jawa Barat masuk dalam kategori tertinggi tingkat provinsi.
Menurut Oded, apabila pernikahan pembawa sifat ini bisa diputus mata rantainya dengan pemahaman masyarakat, maka bisa meminimalisir terjadinya Thalasemia baru.
Maka dari itu, adanya program Deteksi Dini Thalasemia ini, diharapkan sosialisasi dan edukasi semakin digencarkan sehingga masyarakat semakin paham tentang Thalasemia.
"Karena ini penyakit turunan atau genetik, makanya salah satu caranya dengan tidak ada pernikahan pembawa sifat, pemahaman itu sudah ada di masyarakat tetapi masih kurang," lanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan sasaran Uji Coba Deteksi Dini Thalasemia yakni keluarga di ring satu atau saudara kandung pengidap Thalasemia yang tercatat ada 382 di Kota Bandung.
Ia memastikan pelaksanaan deteksi dini Thalasemia tidak akan berhenti dan menjadi komitmen dalam pencegahan kelahiran dengan Thalasemia untuk mewujudkan Kota Bandung Zero Kelahiran Thalasemia.
Sejalan dengan Kepala Dinkes Kota Bandung, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, Cut Putri Arianie mengatakan peserta yang diskrining adalah para saudara kandung dari para penyandang Thalasemia yang pada usia produktif. Terutama yang memang belum menikah agar mereka tahu bagaimana mengambil langkah selanjutnya, untuk kelanjutan perkawinan atau merencanakan keturunan.
Sebagai tambahan informasi, Thalasemia merupakan kelainan darah yang menbuat penderitanya mengalami keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak nafas. Kelainan ini diturunkan dari orang tua atau genetik. Kelainan tersebut belum dapat diobati, namun dapat dicegah melalui pencegahan perkawinan sesama pembawa sifat thalasemia. Sehingga memerlukan pendeteksian dini atau skrining.