Kekeringan di Cianjur, Warga Mulai Terserang Muntaber
CIANJUR - Bencana kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Cianjur, Jawa Barat yang mengakibatkan sulitnya mendapatkan air bersih, menyebabkan warga mulai mengeluhkan penyakit kulit dan muntaber.
Hal tersebut semakin diperparah, karena tingkat kesadaran warga untuk menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih rendah.
Memasuki musim kemarau, puluhan kepala keluarga di sejumlah desa di Kecamatan Cibeber mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, akibat ambrolnya saluran irigasi dan keringnya sumber mata air yang ada.
Camat Cibeber Ali Akbar pada wartawan di Cibeber, Rabu (3/7), mengatakan rusaknya irigasi mengakibatkan aliran air dari sungai tidak normal, sehingga berdampak terhadap kolam dan selokan kecil yang mengering.
"Sumur warga juga ada yang mulai kering karena memang sebagian besar mengandalkan resapan air. Saat ini, warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih dan untuk mengairi sawah," kata Ali.
Bahkan sejak beberapa hari terakhir, lanjutnya, pihaknya mendapatkan keluhan dari warga yang mulai banyak mengidap penyakit muntaber. Hal itu terlihat di Puskesmas Cibeber di mana mulai ada peningkatan warga yang berobat.
"Informasinya yang berobat rata-rata mengalami muntaber, tapi ada juga penyakit kulit seperti gatal-gatal dan lain-lain," kata Ali.
Kepala Puskesmas Cibeber Asep, mengatakan ada peningkatan jumlah pasien di Puskesmas Cibeber sejak beberapa hari terakhir. Namun belum signifikan, diduga karena warga yang measih belum sadar mengikuti pola hidup yang sehat.
Bahkan masih banyak warga yang membuang air besar sembarangan ke aliran sungai, sehingga sungai menjadi tercemar. Sedangkan air sungai banyak dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci dan lain-lain.
"Kami terus berupaya untuk menyadarkan warga di kecamatan Cibeber, agar musim kemarau mereka tidak terserang penyakit kulit, muntaber, ataupun penyakit lainnya yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat," kata Ali.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Cianjur, Neneng Efa Fatimah, mengatakan, musim kemarau menyebabkan penyakit kulit dan gangguan pernafasan. Penyakit itu menjadi penyakit yang mudah menyerang warga terlebih warga yang tidak menjalankan PHBS.
Ia berharap, ada bantuan air bersih untuk warga yang mengalami kekeringan, agar penyakit yang rentan menyerang di musim kemarau dapat diminimalisir.
"Perilaku warga untuk PHBS tetap dijalankan agar terhindar dari penyakit yang rentan terjadi pada musim kemarau seperti sekarang. Tidak mengunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari," Neneng mengingatkan. (Ant).