Kemarau, Kebakaran dan Kekeringan Terdominan di Sukabumi
SUKABUMI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan, selama musim kemarau tepatnya mulai Juni, bencana kebakaran dan kekeringan mendominasi di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini.
"Hampir setiap pekannya kami menerima informasi terjadi kebakaran yang disebabkan beberapa faktor, namun paling banyak penyebabnya korsleting listrik," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Kamis (15/8).
Adapun rekapitulasi kejadian bencana hasil verifikasi BPBD setempat, dalam dua bulan terakhir untuk Juni kebakaran terjadi sebanyak delapan kasus. Peristiwa kekeringan tujuh kasus, longsor tiga kasus dan angin puting beliung satu kasus.
Sementara, pada Juli untuk kebakaran 11 kasus, angin puting beliung satu kasus, gempa bumi tiga kasus dan kekeringan 12 kasus.
Sedangkan, kejadian di bulan Agustus masih dalam rekapitulasi. Tetapi, pihaknya sudah menerima laporan, beberapa kejadian bencana kebakaran yang menghanguskan rumah warga.
Menurutnya, untuk korban bencana kebakaran sudah mendapatkan bantuan darurat berupa genteng, kayu balok, kaso, paku, peralatan mandi, peralatan dapur, pakaian, selimut, sarung, makanan siap saji, baju sekolah (apabila ada korban yang sekolah).
Kemudian, untuk bencana kekeringan bantuan yang diberikan, masih berupa penyaluran air bersih kepada warga yang terdampak. Ada juga program pipanisasi di beberapa lokasi, yang memungkinkan bisa dilaksanakan program tersebut.
"Untuk kerugian akibat kebakaran dan kekeringan ini masih dalam rekapitulasi, namun biasanya untuk kebakaran harta korban baik rumah dan isinya tidak ada yang berhasil diselamatkan. Sementara untuk penanggulangan kekeringan kami biasanya berkoordinasi dengan instansi lain," tambah Daeng.
Daeng mengimbau kepada warga, agar selama musim kemarau ini tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Apalagi dalam dua bulan terakhir ini tidak pernah turun hujan.
Langkah antisipasi yang harus dilakukan yaitu tidak menumpuk jaringan listrik, selalu memeriksa kondisi kompor setelah memasak, tidak membakar sampah atau lainnya di lokasi rawan kebakaran (permukiman atau lahan kering). Serta, tidak membuang puntung rokok yang masih menyala, dan lain-lain.
Kemudian untuk bencana kekeringan, warga yang terdampak bisa melaporkan kepada pihak RT, RW, desa untuk dilanjutkan kepada BPBD, agar bisa dikirim air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
Namun, jika kekeringan itu melanda lahan pertanian maka pihaknya akan berkoordinasi dahulu dengan dinas terkait, seperti Dinas Pertanian maupun Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi. (Ant).