Kemenpora Gelar Pesantren Ramadan di Depok
DEPOK - Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI Dr Asrorun Niam Sholeh, mengajak generasi milenial untuk mengikuti Pesantren Ramadan.
"Kegiatan Pesantren milenial diberikan kepada generasi muda untuk merasakan sensasi tinggal di pesantren dengan segala keunikannya," kata Asrorun di Pesantren Al-Nahdlah, Pondok Petir, Bojongsari Kota Depok Jawa Barat, Senin (27/5).
Dengan mengikuti pesantren, maka bisa menanamkan nilai yang tumbuh dengan kemandirian dan kesahajaan, dan mereka dapat merasakan langsung kehidupan pesantren dengan lingkungan khasnya.
Mereka hadir sebagai santri, selama di pesantren mengaji dasar keagamaan seperti fiqih, tasawuf, akhlak dan lainnya.
Menurutnya, para ustaz dan kiai langsung yang mengajar mengaji Al-Quran dengan tajwid dan ilmu khas pesantren. Selain itu, para peserta dari tingkat SMP sampai SMA sederajat ini juga mendapatkan pengalaman training kepemimpinan, kewirausahaan, kemampuan teknis public speaking dan lainnya.
"Yang lebih penting adalah pembiasaan keseharian tinggal di pesantren seperti bangun sebelum shubuh, Qiyamullail, dzikir, ngaji Al-Quran bersama, tadarus, dan ngaji kitab kuning secara langsung," paparnya.
Sedikitnya 21 sekolah dari Jabotabek dan Jatim ikut serta.
Ni’am mengungkapkan, kegiatan tersebut bagian dari pengembangan kepemudaan melalui Ramadan, sebagai momentum yang baik dalam pembentukan jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kemandirian dan lainnya.
Upaya tersebut, lanjutnya, sebagai bagian memberikan pemahaman dalam bermasyarakat. “Dalam rangka membangun harmoni, keberagaman dan integritas nasional,” paparnya.
Hal senada diutarakan Kabid Organisasi Kepemudaan Kemenpora RI Abdullah Masud. Menurutnya, kegiatan ini memberikan kesempatan pada anak milenial yang belum pernah nyantren atau mondok.
Ia menambahkan, bila sanlat para siswa tinggal di sekolah yang diselenggarakan di bulan Ramadan. Namun, lanjutnya, pada Pesantren Ramadan Milenial ini mereka benar-benar tinggal di Pesantren lima hari.
"Tidak hanya tentang pesantren, ada tambahan materi Kemenpora dalam pembentukan karakter sebagai santri dan skill," katanya. (Ant).