Ketua PMI Jabar: Tempat Penyimpanan Darah Kita Kurang
BANDUNG - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Barat (Jabar) Adang Rochjana mengaku terkendala dalam memenuhi kuota kebutuhan cadangan darah.
Menurutnya, minimnya ketersediaan peralatan penyimpanan darah merupakan faktor utama. Selama ini, kata dia, upaya untuk memenuhi kekurangan labu darah dapat dilakukan dengan donor pengganti.
Mewakili PMI Jabar, Adang meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) agar permasalahan memenuhi kebutuhan peralatan penyimpan darah dapat segera diatasi. "Tapi dengan donor pengganti, itu masih bisa terpenuhi," kata Adang di Aula Timur Gedung Sate Bandung, Kamis (22/11) malam.
"Kalau kami harus sudah siap. Namun, sebenarnya tempat penyimpanan (darah) kita yang kurang. Jadi, kami mengajukan ke pemda untuk pengadaan alat," ucapnya.
Adang menekankan, upaya pemenuhan kebutuhan cadangan labu darah dengan peralatan yang memadai sangatlah penting. Pasalnya, kata dia, darah pun ada kadaluarsanya.
Jika terlalu lama disimpan, apalagi tidak memakai bahan atau alat yang steril darah akan rusak. Karena itu, diperlukan alat penyimpanan yang lebih banyak.
Adang juga mengaku antusias warga Jabar untuk mendonorkan darah cukup tinggi. Setiap hari ada ribuan pendonor yang menyumbangkan darah ke 27 PMI kabupaten/kota yang ada di seluruh Jabar.
"Antusiasme warga Jawa Barat besar sekali. Kalau dihitung (jumlah pendonor) ribuan karena dari 27 kabupaten/kota. Hanya aaja kalau sudah penuh tempat penyimpanan (darah) setop dulu. Kalaupun ada orang yang ingin donor kami minta pekan berikutnya," ujarnya. (Ant)