KSJ Cianjur Ungkap Asal ODGJ di Cianjur
CIANJUR - Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) Cianjur, Jawa Barat, menilai sebagian besar Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) jalanan, yang diamankan petugas gabungan. Sebagian besar mereka, ternyata berasal dari luar Cianjur.
Mirisnya, mereka rupanya sengaja dibuang di jalanan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
"Pemkab Cianjur dan instansi terkait, harus dapat mencegah masuknya ODGJ gelandangan seiring dengan berjalannya program "Jalan Cianjur Bebas ODGJ"," kata Ketua KSJ Cianjur, Nurhamid pada wartawan, Rabu (30/10).
Ia menjelaskan, dugaan adanya ODGJ kiriman dari daerah lain kemungkinan besar terjadi dan berasal dari berbagai daerah di luar Cianjur. Sebab, pihaknya sempat melakukan uji sample di lapangan, dengan membawa 14 ODGJ gelandangan ke Istana KSJ di Cipanas untuk diobati.
"ODGJ yang dibawa tersebut, rata-rata berbicara dengan bahasa dan logat daerah lain, hanya sebagian kecil yang berbicara dengan bahasa Sunda khas Cianjur," katanya.
Dia mengatakan, setelah sembuh beberapa orang mengaku asli dari Jakarta, Bandung bahkan Jawa Tengah. Sehingga ketika uji sample lebih banyak dilakukan, fakta yang lebih besar akan terungkap, terkait ODGJ kiriman dari daerah mana yang masuk di jalanan Cianjur.
"Untuk pengiriman dibawa dengan kendaraan apa kami belum tahu pasti, namun mereka sengaja dibuang di jalanan Cianjur, untuk menghindari kesan daerah pembuang ODGJ mendapat penilaian kumuh," katanya.
Untuk mencegah terjadinya ODGJ kiriman, menurut Nurhamid, harus ada komitmen dari pemerintah daerah dalam menangani dan mengobati ODGJ. Termasuk mereka yang memang gelandangan atau berada di jalanan.
"Sudah ada kesepakatan bersama di pusat, ODGJ gelandangan ditangani daerah, hingga dibuatkan NIK dan identitas kependudukan di mana mereka diobati, pemerintah daerah mau tidak untuk menjalankan komitmen tersebut," tanya Nurhamid.
Program Jalur Bisa Juga Menerima Dukungan Dari Warga Umum
Ketua Pelaksana Program Jalan Cianjur Bersih dari ODGJ (Jalur Bisa), dr. Yusuf Nugraha, mengatakan tidak hanya gerakan dan komitmen dari pemerintah daerah. Dalam penanganannya pun, ODGJ gelandangan juga harus didukung seluruh lapisan.
"Mereka yang tidak memiliki dokumen administrasi kependudukan atau belum bisa ditemukan keluarga tetap bisa diobati dengan optimal. Program Jalur Bisa tidak hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah, tapi dari sumbangan berbagai pihak yang peduli," kata Yusuf.
Ia mengatakan, pemerintah juga harus mencegah adanya ODGJ kiriman dengan berkomunikasi antardaerah lain, atau upaya pencegahan lain.
"Jangan sampai ketika Cianjur memulai gerakan ini, malah dimanfaatkan daerah lain untuk mengirim ODGJ," kata Yusuf.
Sementara, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, menuturkan, ODGJ jalanan yang ada di Cianjur kemungkinan memang dibuang ke Cianjur. Sehingga pihaknya mengimbau daerah lain tidak membuang ke Cianjur.
"Mereka dibuang ke Cianjur oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga kami meminta tidak ada lagi daerah manapun yang melakukan hal tersebut karena Cianjur sedang mengupayakan penindakan dan pengobatan terhadap ODGJ jalanan," kata Herman. (Ant).