Madrasah Tasikmalaya Terancam Tak Bisa UNBK
Tasikmalaya - Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), terancam terganggu. Soalnya, tak ada sinyal komunikasi di sejumlah kampung.
Sinyal seluler, kata Ketua Perhimpunan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya, Asep Rizal Asyari, merupakan kebutuhan wajib dalam pelaksanaan UNBK. Namun, ada madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) yang tak terjangkau sinyal komunikasi.
"Maka itulah, UNBK ini menjadi hal menakutkan, karena saya menerima laporan ada sekolah di daerah sana yang belum tersentuh sinyal seluler," ujarnya, Sabtu (12/1). UNBK dijadwalkan berlangsung pada April 2019.
Sementara, Kepala MTs Raudlatul Ta'alum, Cidahu, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Abdul Gopur, menyatakan, pihaknya sudah menyampaikan keluhan ke Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tasikmalaya.
"Itu yang bingung. Di satu sisi kebijakan pusat, bahwa ujian madrasah harus berbasis komputer. Tapi di daerah saya, jangankan sinyal internet, sinyal HP (handphone) pun tak ada," ungkap dia.
Terpisah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Tasikmalaya, Dadang Toha, menyampaikan, pihaknya sudah mengantisipasi sekolah yang tak teraliri sinyal seluler. Misalnya, bergabung ke sekolah lain yang bisa mengadakan UNBK.
"Dari 53 tsanawiyah, misalnya, sudah 43 yang dianggap layak. Sisanya, akan gabung ke sekolah terdekat. Begitu juga untuk aliyah. Dari 34 titik ujian, digabung jadi 23. Ini, karena persoalan sinyal tadi serta soal sarana komputer," bebernya.
Berdasarkan data Kemenag Kota Tasikmalaya, peserta UNBK MA mencapai 1.881 siswa. Sedangkan untuk UNBK MTs sebanyak 1.560 peserta.
Dadang melanjutkan, Kemenag bakal berkomunikasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, agar menyediakan semacam antena khusus. Sehingga, sekolah yang tak tersentuh internet bisa mengadakan UNBK.