Pakar Lingkungan: Cara Pandang Terhadap Amdal Harus Diubah
JAKARTA - Pakar lingkungan hidup dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin, IPU, menilai kajian terhadap analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) penting dilakukan, sebagai salah satu upaya mengantisipasi bencana termasuk banjir.
"Amdal ini perlu diperhatikan. Cara pandang terhadap Amdal harus diubah, sebab selama ini sering diabaikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat," kata Suprihatin saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (9/1).
Secara umum, Amdal berguna untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh rencana kegiatan proyek tertentu. Sehingga dapat meminimalisasi terjadinya bencana.
Ia menjelaskan, dengan memerhatikan Amdal, tentunya setiap pembangunan baik itu gedung, jalan, pusat perbelanjaan dan sebagainya tidak akan memberi dampak buruk bagi lingkungan, di kemudian hari.
Misalnya, lanjutnya, jika pemerintah sebagai yang bertanggung jawab serta memiliki otoritas telah memperhatikan pentingnya Amdal sejak dulu, maka diperkirakan kejadian banjir pada awal tahun 2020 tidak akan terjadi.
"Jadi Amdal sangat berpengaruh. Sebab melalui analisis itu sudah diperhatikan jika bangunan seperti ini, akan terjadi aliran air seperti itu sehingga ada antisipasi dini," katanya.
Ia mengatakan, tanpa mengetahui pentingnya Amdal, maka pemerintah juga tidak dapat mengantisipasi sejumlah kerugian yang mungkin timbul, dari adanya bencana akibat kerusakan lingkungan.
Hal itu bukan hanya terkait kerugian yang dapat dihitung, melainkan termasuk pula di dalamnya kerugian yang tidak dapat dihitung, baik itu kerugian atas kenyamanan, sakit, produktivitas dan sebagainya.
Selama ini, katanya, Amdal hanya dianggap sebagai syarat administratif saja. Sehingga pelaksanaannya sembarangan atau tidak begitu diperhatikan.
"Jadi kalau ada muncul wacana penghapusan, harusnya tidak dilakukan. Harusnya Amdal diefektifkan di semua daerah terutama yang berpotensi bencana," katanya.
Selain itu, ia menilai pemerintah perlu belajar dari negara maju terkait upaya mengatasi banjir yang sudah terintegrasi. Apalagi negara maju itu bersifat tertib dan menjadikan suatu kejadian bencana sebagai pembelajaran, dan antisipasi agar tidak terulang lagi.
Negara-negara maju tersebut memerhatikan adanya integrasi, antara daerah hulu dan hilir sehingga setiap pembangunan dapat direncanakan sebaik-baiknya, demikian penjelasan Suprihatin. (Ant).