Pariwisata dan Pertanian Jadi Orientasi Investasi di Sukabumi
SUKABUMI - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalihkan orientasi investasi yang awalnya dari sektor manufaktur ke pariwisata dan pertanian untuk mendongkrak keberadaan dua sektor tersebut, yang saat ini menjadi andalan.
"Dalam lima tahun terakhir ini kami mulai mengalihkan penanaman modal dari investor yang awalnya banyak dari sektor manufaktur sekarang sudah beralih ke pariwisata dan pertanian," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Sukabumi, Rabu (22/1).
Menurutnya, kebijakan pengalihan investasi tersebut didorong beberapa faktor, seperti Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi pariwisata dan pertanian yang mumpuni, tetapi masih belum termanfaatkan maksimal.
Mengurangi pencemaran lingkungan, karena industri manufaktur tersebut biasanya perusahaan mengeluarkan limbah yang bisa merusak lingkungan. Kemudian, topogragfi dan demografi wilayah kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini yang rawan terjadi bencana gempa bumi dan tanahnya labil, sehingga jika dibangun gedung atau perusahaan dinilai kurang tepat.
Terakhir, pihaknya memilih orientasi invetasi di kedua sektor ini karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Di mana dalam pengembangan dunia pariwisata dan pertanian pihaknya menggunakan program berbasis masyarakata, sehingga warga yang langsung mengelolanya.
Untuk menunjang investasi tersebut, pihaknya juga akan mempermudah pengurusan izin untuk investor yang ingin menanamkan modalnya asalkan persyaratan dilengkapi, melibatkan warga sekitar dan tidak merusak lingkungan.
"Belum lama ini juga datang investor dari lima negara yang ingin menanamkan investasinya di Geopark Ciletuh Palabuhanratu, namun kami memberikan persyaratan jangan sampai keuntungannya hanya dirasakan segelintir orang saja. Tapi harus bisa meningkatkan pendapatan warga sekitar," tambahnya.
Marwan mengatakan pemanfaatan dan pengelolaan potensi pariwisata dan pertanian ini untuk mengentaskan kantong-kantong kemiskinan, khususnya warga yang tinggal di perkebunan yang terganjal karena tidak bisa mengolah perkebunan tersebut, yang dikarenakan adanya aturan.
Pihaknya optimis dengan terus mendongkrak dunia pariwisata dan pertanian, maka posisi Kabupaten Sukabumi akan terus terdongkrak khususnya di tingkat Jabar.
Sebelum dirinya menjabat, Kabupaten Sukabumi selalu berada di urutan terbuncit dari 27 kota dan kabupaten di Jabar. Tetapi dalam lima tahun terakhir ini, posisinya terus terdongkrak dan sekarang berada di urutan ke 22. (Ant).