Pergeseran Tanah Jadi Bencana Terparah di Sukabumi
SUKABUMI - Bentuk bencana alam amat beragam. Terkadang ada bencana yang di luar nalar manusia. Seperti bencana yang terjadi di Sukabumi, yaitu munculnya lubang raksasa di Kecamatan Kadudampit. Kejadian ini cukup menghebohkan.
Hasil penyelidikan Badan Geologi Jawa Barat menyebutkan, lubang raksasa tersebut terjadi karena sungai bawah tanah di area tersebut aktif kembali. "Karena tertimbun tanah, sungai itu sempat hilang. Ternyata saat ini aktif lagi dengan mengeluarkan air banyak, sehingga terjadilah pembentukan lubang itu," kata Edy Mulyadi, Kepala Tim Tanggap Darurat Pergerakan Tanah Badan Geologi Jawa Barat, seperti dikutip dari Alinea.id.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan, sepanjang April 2019 Kabupaten Sukabumi dilanda 68 kali bencana alam. Longsor, banjir, angin puting beliung dan kebakaran itu terjadi di berbagai kecamatan.
"Bencana tanah longsor di Kabupaten Sukabumi masih mendominasi pada April ini dengan 35 kali kejadian. Tingginya angka bencana ini selain karena mayoritas daerah yang rawan longsor, ditambah intesitas hujan tinggi dan hampir turun setiap hari," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Rabu (8/5).
Selain longsor, kebakaran terjadi delapan kasus, banjir sembilan kasus, angin puting beliung dan pergerakan tanah masing-masing dua kasus serta 12 kasus bencana lainnya.
Akibat bencana itu sebanyak 153 kepala keluarga atau 476 jiwa terdampak sementara. Sedangkan yang mengungsi 110 kepala keluarga atau 354 jiwa. Rumah yang rusak 25 unit, 70 rusak sedang, 3 rusak ringan dan 55 rumah terancam.
Seluruh korban sudah mendapatkan penanganan dan bantuan darurat baik dari BPBD maupun pemerintah setempat. Kondisi warga pun sudah berangsur pulih, terkecuali mereka yang tinggal di pengungsian.
"Untuk kerugian akibat bencana masih dalam perhitungan, tetapi kami memperkirakan bisa mencapai ratusan hingga miliaran rupiah. Bantuan darurat untuk korban sudah kami distribusikan," tambah Daeng.
Pergeseran Tanah di Kp. Gunungbatu Merupakan Bencana Terparah
Daeng mengatakan, sejak awal Mei 2019 bencana di Kabupaten Sukabumi masih tinggi. Yang paling parah berupa bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pengungsi dari Kampung Gunungbatu sempat mengalami stres dan cemas karena kehilangan rumah dan tidak bisa kembali ke desanya.
Pemulihan dampak imaterial membutuhkan waktu cukup lama dan pendampingan yang berkesinambungan, agar para warga kembali bisa menjalankan kehidupannya seperti sedia kala. Pemerintah kabupaten sempat mewacanakan relokasi, namun kelanjutannya belum diketahui.
Menurut Daeng, bencana di Kampung Gunungbatu menyebabkan 70 rumah rusak berat dan 29 terancam dan masuk kategori rusak ringan. Akibat bencana tersebut sebanyak 354 jiwa harus mengungsi. (Ant).