Profesor Ari Kuncoro Terpilih Jadi Rektor UI 2019-2024
DEPOK - Prof. Ari Kuncoro yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) terpilih menjadi Rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2019-2024, setelah mengungguli dua calon rektor lainnya Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris dan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko.
Ari Kuncoro terpilih setelah menang dalam voting suara di Makara Art Center UU Depok, pada Rabu (25/9). Ari memperoleh 17 suara, Abdul Haris mendapat 6 suara, sedangkan Budi Wiweko tidak memperoleh suara.
Prof. Ari Kuncoro, S.E, M.A, Ph.D. Pria yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI tersebut lahir pada tahun 1962 ini. Ia meraih gelar sarjananya di FEB UI dengan konsentrasi Ekonomi Moneter, master of arts dari University of Minessota, dan meraih gelar Ph.D-nya dalam bidang Ilmu Ekonomi dari Brown University.
Ari merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekonomi di FEB UI, dengan google h-index 14 dan menduduki peringkat pertama di Indonesia, untuk sitasi (kutipan) karya ilmiah berdasarkan RePEC. Ari memulai kariernya di LPEM FEB UI sebagai asisten peneliti. Sepak terjangnya dalam akademisi terus berlanjut, hingga menjadi Wakil Dekan FEB UI, sampai menjadi Dekan FEB UI.
Selain itu, ia juga memiliki kegiatan lain dalam karier akademisnya, seperti membangun kerja sama penelitian dengan Brown University, NBER (National Bureau of Economic Research), NSF (National Science Fondation) di Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya juga sudah dipublikasikan dalam jurnal yang memiliki reputasi internasional.
Hingga saat ini, Ari juga aktif dengan kegiatan di luar FEB UI, seperti menjadi anggota East Asian Economist Association dan menjadi profesor tamu di Brown University, dan Australian National University.
Dalam pemilihan rektor UI periode 2019-2014 ini, Ari membawa visi “Menuju Universitas Indonesia yang inovatif, mandiri, unggul, inklusif, dan bermartabat”. Dalam menunjang visinya tersebut, Ari mengatakan memiliki beberapa program yang salah satunya berfokus kepada team work.
Menurutnya terjadinya rupiah yang melemah, ekspor yang menurun, disebabkan SDM Indonesia yang tidak guyub secara internasional. Ari memiliki program yang ditujukan untuk mahasiswa, yaitu membuat pendidikan yang berbasis kolaborasi. “Selama ini yang dihasilkan adalah individualis, dengan IPK tinggi, lalu kalau jadi team work, payah,” ucap Ari.
Ia menjelaskan, jika team work itu sangat penting karena tidak ada yang bisa pintar sendirian. Untuk itu akan direncanakan program paper kelompok, proyek kelompok, dan lain sebagainya.
“Dan itulah program yang akan dicoba, supaya SDM Universitas Indonesia dapat berperan untuk menjaga bangsa dan negara kita. Mungkin saat ini masih banyak CEO yang berasal dari Universitas Indonesia, tetapi kita tidak tahu lima tahun ke depan,” kata Ari. (Ant).