PT KAI Klaim Antisipasi Ancaman Longsor pada Musim Hujan
BOGOR - Daerah Operasional (Daop) 1 PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengambil langkah antisipasi terhadap sejumlah titik rawan longsor khususnya di jalur lintasan rel kereta api Bogor-Sukabumi pada saat puncak musim hujan.
Kepala Daop 1 PT KAI Dadan Rusdiansyah mengatakan, salah satu antisipasi tersebut dengan menambah tenaga ekstra. Sejumlah petugas pemeriksa jalan, penjaga di daerah rawan, pekerja peneliti jalan (PPJ) ditambah jumlahnya di sejumlah tempat khususnya pada titik rawan.
"Kami sudah antisipasi titik-titik rawan, khususnya Bogor sampai Sukabumi. Sudah kami catat dan antisipasi dengan menambah tenaga ekstra," kata Dadan saat ditemui di Stasiun Maseng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Kamis (3/1).
"Kami sudah tempatkan petugas khusus di jalur-jalur rawan," ucapnya.
Antisipasi lain yang juga dilakukan, yakni membersihkan sejumlah parit serta gorong-gorong yang ada di sekitar rel kereta api agar tidak terjadi sumbatan air. Tercatat, ada empat titik longsor yang terjadi di jalur lintas Bogor-Sukabumi tepatnya di Kampung Bojong Menteng, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk.
Titik longsor tersebut, yakni di petak jalan Bogor-Maseng tepatnya di KM 12+700, KM 12+200/300, KM 11+00/100, KM 11+200/300 dengan kedalaman bervariasi mulai dari tujuh meter. "Longsor yang terjadi di lokasi ini karena dari atas meluncur ada pergeseran tanah, menutupi parit, dan paritnya tidak bisa menampug air jadi amblas ke bawah," ujarnya.
Dia mengatakan, penyebab longsor karena curah hujan yang tinggi dan terjadi limpahan air dari perkampungan yang menyebabkan longsor di rel. Akibat longsor tersbeut perjalanan kereta api (KA) Pangarango Bogor-Sukabumi menjadi terganggu sejak Rabu (2/1). Perjalanan kereta terhenti sementara dari pukul 18.30 WIB. Dampaknya KA Pangrango tidak bisa diberangkatkan dari Stasiun Paledang Bogor. Operasional hanya bisa dilakukan dari Stasiun Cigombong menuju Sukabumi. (Ant)