Ridwan Kamil Instruksikan OPD Petakan Dinamika Program Petani Milenial
Kota Bandung, Jurnal Jabar – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menginstruksikan perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memetakan dinamika program Petani Milenial sesuai yang terjadi di lapangan. Instruksi ini bentuk evaluasi pemprov atas masalah Petani Milenial yang ramai belakangan ini.
“Petani Milenial ini seperti yang saya sampaikan, selalu dievaluasi,” tegas Emil, sapaan Ridwan Kamil, usai menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) Pemprov Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (6/2).
Emil menjelaskan, pemprov menjadi jembatan bagi tiga pihak, yakni peserta Petani Milenial, perbankan, dan off-taker.
“Pemprov ini mengawinkan tiga pihak. Petani milenial, perbankan, dan pembeli. Tentu ada dinamika,” ucapnya.
Lebih lanjut Emil mengungkapkan, ada dinamika dan force majeure dalam pelaksanaan program Petani Milenial yang di luar kontrol pemprov. Ia mencontohkan, kondisi sosio-politik internasional dapat memengaruhi keberhasilan program ini.
"Contoh, semua sudah siap dan lancar, eh, pembeli Filipina melarang impor kelinci. Padahal, Petani Milenial kelinci sudah siap, pembayaran sudah siap. Ada force majeure. Terus yang isu petani (milenial) tanaman hias karena ada perang Rusia-Ukraina," ungkap Emil.
Selain itu, Emil juga menegaskan pihaknya telah meminta Bank BJB sebagai penyedia Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk lebih fleksibel.
“Dinamika ada, dan kita bereskan juga dengan meminta Bank BJB untuk lebih fleksibel dalam urusan penagihan dan pembayaran,” tandasnya.
Dikutip dari laman petanimilenial.jabarprov.go.id, program Petani Milenial telah berjalan sejak 2021 dan menghasilkan 7.388 petani milenial aktif dengan 100 komoditas.