Ridwan Kamil Luncurkan Program ke Sekolah Jalan Kaki
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) meluncurkan program Ngabaso atau Ngabring ka Sakola. Mulai Jumat (23/11), siswa SD hingga SMU sangat dianjurkan untuk berjalan kaki minimal 50 sampai 100 meter sebelum tiba di gerbang sekolah.
Selain untuk membiasakan anak berjalan kaki agar lebih sehat, kata dia, Ngabaso akan meningkatkan interaksi sosial antarteman sekolah, menjaga toleransi, dan kekompakan. "Kami mewajibkan orang tua untuk mengantar anaknya sekolah," kata Emil di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (22/11).
"Namun tidak sampai pintu gerbang, melainkan pada jarak radius 50 sampai 100 meter," ujarnya dalam acara yang dihadiri para siswa, guru, dan relawan forum anak.
"Mudah-mudahan program ini akan melahirkan anak-anak yang lebih peduli kepada sesama dan punya empat nilai utama," ungkapnya.
Adapun, empat nilai utama yang dimaksud seperti memiliki kekuatan fisik, kecerdasan akal, akhlak, dan nilai spiritual. Menurutnya, empat nilai tersebut akan mampu diterjemahkan dalam program pendidikan karakter, salah satunya Ngabaso.
"Anak-anak Jabar sedang kami kondisikan untuk memiliki empat nilai utama, yaitu kekuatan fisik, kecerdasan akal, akhlak dan nilai spiritualnya," ucapnya.
Sementara, kata dia, bagi anak yang terbiasa menggunakan transportasi umum maka disarankan berhenti 100 meter sebelum tiba di sekolah. Setelahnya harus berjalan kaki ngabring bersama teman-temannya.
"Kalau anak tidak diantar orang tua berarti si anak itu naik kendaraan umum. Saya minta berhentilah tidak di depan sekolahnya agar dia bisa berjalan dulu ngabring dengan temannya," katanya.
Agar program ini berjalan lancar dan diikuti semua sekolah, Emil meminta kesediaan para anak memfoto saat ngabring ke sekolah yang kemudian mengunggahnya ke media sosial. Untuk menggalakkan program tersebut, Emil pun meminta komitmen dari para guru dan kepala sekolah untuk mengawalnya.
"Hari ini zaman digital. Jadi waktu anak berjalan ke sekolah sambil ngabring difoto atau divideo," ungkapnya.
"Ada keseruan di situ sehingga akhirnya lahir budaya baru di Jabar. Anak tidak manja dan mau berjalan kaki ke sekolah," ujarnya. (Ant)