Ridwan Kamil Minta Tim Kesehatan Haji Lebih Proaktif
BANDUNG - Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) diminta lebih proaktif mengecek kondisi kesehatan jamaah calon haji asal Jawa Barat yang sebagian besar berusia lanjut dan rentan mengalami gangguan kesehatan.
"Kita mengantisipasi di tim haji daerah itu, ada tim kesehatan yang lebih proaktif karena di data hampir 60-an persen rawan atau risti (risiko tinggi)," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate Bandung, Jumat (5/7).
Kang Emil mengatakan, ibadah haji adalah ibadah yang membutuh kondisi fisik prima sehingga jamaah calon haji harus benar-benar mempersiapkan diri. Termasuk melakukan pengecekan kesehatan setiap hari.
Ini untuk mengantisipasi suhu tinggi di Tanah Suci. "Jangan sampai puncak haji atau saat wukuf di Arafah-nya terkendala. Nah jangan sampai dehidrasi," kata Emil.
Dinas Kesehatan setempat menyebutkan bahwa sekitar 67 persen dari total anggota jamaah calon haji Provinsi Jawa Barat tahun ini masuk kategori risiko tinggi dalam hal gangguan kesehatan.
"Kalau berdasarkan data yang ada, itu sekitar 67 persen jamaah calon haji asal Jabar tergolong dalam risiko tinggi atau risti," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti.
Berli menambahkan, calon haji dimasukkan dalam kategori berisiko tinggi jika memiliki riwayat penyakit dan berusia lanjut. Adapun beberapa penyakit yang menghantui jamaah haji, kata dia, saat ini sudah bergeser dari penyakit menular menjadi tidak menular.
Pada musim haji tahun sebelumnya, penyakit menular, seperti sindrom pernafasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome/Mers, sindrom pernafasan akut (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS), hepatitis, hingga meningitis.
"Untuk musim haji tahun 2019 ini tidak lagi karena sudah menggunakan vaksin dan rata rata jamaah haji Jabar sudah mendapatkan vaksin yang lengkap," kata Berli. Tak hanya itu, jamaah calon haji telah memperoleh vaksin flu dan sebagian menjalani vaksinasi tifoid untuk mencegah penularan penyakit.
Pada musim haji tahun ini, kata dia, penyakit tidak menular seperti kanker dan hipertensi justru menghantui jamaah haji Indonesia.
"Sebagai contohnya, hipertensi kemudian juga karena sudah terlalu sepuh, kemudian ada juga karena faktor kegemukan, ada juga yang baru ketahuan menderita kanker yang sebelumnya belum diketahui," kata Berli.
Ia mengimbau jamaah calon haji menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci, antara lain dengan menjaga pola makan-minum dan istirahat teratur.