Ubah Sampah Jadi Listrik, Pemkab Garut Gandeng Jepang dan Korsel
GARUT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat (Jabar) menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) dan Jepang untuk menangani persoalan sampah. Kelak, sampah sampah tersebut bakal diolah menjadi energi listrik yang dapat memberikan keuntungan.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kerja sama pengelolaan sampah tersebut sejatinya telah lama direncanakan. Bahkan, kata dia, pemerintah daerah (pemda) sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan kedua negara tersebut.
"Pemkab Garut menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk mengolah sampah agar menjadi energi terbarukan," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Senin (11/2).
Menurutnya, pengelolaan sampah merupakan hal penting terlebih pemda saat ini belum optimal menanggulanginya. Tercatat dari 500 ton per hari, hanya 300 ton yang dapat diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.
"Potensi sampah sekitar 500 ton, namun baru 300 ton yang berhasil diangkut," ucapnya.
Potensi sampah yang tinggi, kata dia, menjadi perhatian pemda untuk bekerjasama dengan pihak asing agar sampah di Garut bermanfaat salah satunya diubah menjadi energi listrik terbarukan. Nantinya perusahaan asal Korsel dan Jepang tersebut bakal menginvestasikan teknologi dan alat penunjang lain senilai Rp50 miliar.
Dalam kerja sama tersebut pemda tidak mengeluarkan dana apapun. "Seluruhnya ditanggung kedua investor," ujarnya.
Dia menambahkan, pemda akan menambah TPA seluas lima hektare di sekitar Pasir Bajing di Kecamatan Tarogong Kaler yang selama ini digunakan sebagai tempat untuk pembuangan sampah. Sampah di lahan tersebut, kata dia, akan dimanfaatkan menjadi energi listrik sekitar 25 megawatt yang nantinya akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Hasilnya listrik sekitar 25 megawatt diserahkan ke PLN, nanti dari PLN kembali dijual," katanya.
Program penanggulangan sampah yang dilakukan dua perusahaan asing tersebut sejatinya telah dibuktikan di TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jabar. Energi listrik yang dihasilkan lantas dibeli oleh Pemerintah DKI Jakarta. Sedangkan energi listrik dari Garut akan dibeli langsung oleh PLN untuk selanjutnya dialirkan ke pelanggan setempat.
"Asal ada kesepakatan dengan PLN mereka bakal datang. PLN sendiri diwajibakan pemerintah untuk membeli," tuturnya. (Ant)