Warga Kawunglunguk Pertanyakan Proyek Betonisasi Jalan Desa
CIANJUR - Puluhan warga mendatangi kantor Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat mempertanyakan kejelasan proyek betonisasi jalan desa sepanjang 600 meter yang belum selesai.
Tak hanya itu, warga juga mempertanyakan anggaran dari hasil portal keluar masuk kendaraan yang dikelola Pemdes Kawungluwuk yang sejak puluhan tahun. Warga menilai dana tersebut hingga tidak jelas keberadaan dan penggunaannya.
"Keberadaan portal dinilai hanya untuk kepentingan pribadi. Seharusnya, uangnya dikumpul dan nanti dialokasikan untuk perbaikan jalan," kata Wakil Ketua Karangtaruna Desa Kawungluwuk Yosef Saiful di Cianjur, Kamis (1/11).
Keberadaan portal tersebut sejatinya sudah sangat lama. Saiful menilai, jika ditambah dengan dana desa dan uang hasil portal seharusnya dapat digunakan untuk menuntaskan perbaikan jalan sepanjang 600 meter tersebut. Rencananya jalan tersebut akan menggunakan metode betonisasi.
"Setiap hari tidak sedikit kendaraan, khususnya mobil yang masuk ke Kampung Kawungluwuk karena ada tempat pijat alternatif yang melayani ratusan pasien," ucapnya.
Menurutnya, kendaraan roda empat dikenakan tarif Rp2.000 sekali melintas. Akan tetapi, kondisi jalan umum masih berantakan sehingga keberadaan portal terkesan tidak menghasilkan apapun.
"Akhirnya portal dirobohkan dan untuk perbaikan jalan saat ini ditangani langsung oleh warga dengan dana dari pemilik tempat pijat alternatif," ungkapnya.
Tak hanya itu, Saiful juga mengeluhkan pembangunan jalan yang tidak sesuai ketentuan dan hanya memiliki lebar tiga meter. Alhasil, kendaraan yang melintas tersendat karena pekerjaan yang tidak maksimal.
Sementara, Kepala Desa Kawungluwuk Andi Yusuf mengatakan, aksi yang dilakukan warga merupakan suatu hal yang lumrah. Artinya, kata dia, para warga perhatian pada aparat desa meskipun tidak perlu melakukan unjuk rasa.
"Warga hanya mempermasalahkan portal. Adapun permasalahan jalan akan dibereskan semuanya secara swadaya bantuan dari tokoh warga H Ining yang berprofesi sebagai pemijat alternatif," kata Yusuf.
Dia menambahkan, pengecoran jalan sepanjang 600 meter dengan lebar tiga meter didanai dari anggaran Dana Desa sebesar Rp382 juta. Namun, pengerjaan belum tuntas karena menunggu pemeriksaan dinas terkait.
"Karena anggaran yang ada terbatas, kami belum bisa melakukan pengecoran dengan lebar 5,5 meter," ujarnya. (Ant)