Cerita Nadine Chandrawinata Soal Kain Kesayangannya
JAKARTA - Nadine Chandrawinata dikenal sebagai pegiat lingkungan. Ia kerap melakukan petualangan ke pelosok Tanah Air dan luar negeri.
Penggagas Yayasan Sea Soldier itu mengaku tak bisa bepergian tanpa sarung kesayangannya, selembar sarung yang merupakan Rimpu yakni wastra tenun warga Mbojo, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Itu selalu kubawa. Fungsinya bisa untuk penutup tubuh saat kedinginan, bisa untuk penutup kepala kalau panas dan bisa juga sebagai alas kasur dan bantal," kata Nadine beberapa waktu lalu seperti diberitakan oleh Antara.
Puteri Indonesia 2005 itu mengatakan, sarung sangat praktis dibawa traveling karena tidak memakan banyak tempat dan multifungsi.
Selain itu, perempuan kelahiran Hannover, Jerman 35 tahun yang lalu itu senang menceritakan latar belakang budaya barang-barang yang dikenakannya.
"Aku suka pergi ke tempat-tempat yang ada kisahnya," kata dia.
Pada laman Instagramnya, Nadine tampak beberapa kali mengunggah potret dirinya saat mengenakan Rimpu, dengan cara dikerudungkan ke kepala menyerupai burka.
Selain menggemari kain-kain etnis Nusantara, istri Dimas Anggara itu juga tertarik dengan baju-baju siap pakai yang kekinian. Melalui lini busana Gamma, Nadine merilis daily wear yang stylish dengan nuansa monokromatik yang terdiri dari top (atasan), jumpsuit, celana bervolume, dan gaun kasual dengan garis potongan asimetris dan tali temali.
Berbahan linen dan katun, Gamma cocok dipakai untuk daerah tropis.
"Yang terbaru aku meluncurkan Nadi. Clothing line yang terinspirasi dari nama Nadine Dimas, bisa juga sama seperti denyut nadi di mana bisnis kami jalan terus seperti denyut nadi yang memompa terus untuk semua organ, jadi kami bisa sukses menebar kebaikan," jelas Nadine.
Lini busana yang dia namakan Nadi itu, terdiri dari daily wear seperti jins, sweater, dan kaus. (Ant).