Kurang Tepat, 2 Metode Diet Ini Dikritik Pakar Gizi
BANDUNG - Pakar gizi dan kesehatan Dokter Tan Shot Yen mengkritik sejumlah metode diet khususnya ketogenik dan food combining yang dinilai tidak sehat dari sisi medis.
"Contohnya diet ketogenik yang mengandalkan lemak dan protein sebagai sumber karbohidrat atau energi dalam tubuh. Akhirnya tubuh terpaksa mengambil lemak karena dianggap dalam keadaan darurat," kata Shot Yen, Senin (5/11).
Dia memberi perumpamaan diet ketogenik seperti sepeda motor. Jika selama ini mesin dapat dihidupkan dengan karena bahan bakarnya dari bensin tiba-tiba diganti dengan oli.
Menurutnya, protein dan lemak yang diolah tubuh menjadi sumber energi bukanlah reaksi normal. Melainkan, tubuh menerjemahkan sebuah gejala kelaparan dalam waktu lama sehingga akhirnya mengambil lemak. Tidak hanya itu, menurutnya jika terlalu banyak mengonsumsi lemak maka akan mengendap di pembuluh darah dan sel hati.
Diet keto sendiri merupakan mengatur pola makan dengan membatasi pengonsumsian karbohidrat secara ketat untuk menciptakan kondisi tubuh jatuh dalam keadaan ketosis. Dalam keadaan normal, ketosis terjadi saat seseorang tidak atau sedikit mengonsumsi karbohidrat sehingga tubuh mulai memecah lemak untuk dijadikan sebagai sumber energi.
Tak hanya ketogenik, dia pun mengkritik diet food combining karena tubuh butuh asupan yang seimbang. "Sistem pencernaan sudah didesain dengan sempurna oleh Tuhan sehingga apapun jenis makanan yang masuk sudah ada enzim yang membantu mencernanya. Jadi kalau ada yang menyatakan hanya makan buah saja kurang tepat," ujarnya.
Sementara food combining merupakan cara pengaturan makan yang bertujuan agar tercapainya kondisi homeostastis tubuh, dan salah satu tandanya adalah pH tubuh yang cenderung netral sedikit ke arah basa. Dengan cara food combining kondisi hemeostatis paling mudah didapat. (Ant)