Menkominfo Minta Perguruan Tinggi Tanggap Era Digital
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, meminta perguruan tinggi berada selangkah lebih maju untuk menghadapi perubahan di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan dunia digital.
"Perguruan tinggi, pemikirannya ahead of the curve. Jangan menunggu respons, tapi, apa yang harus disiapkan untuk perubahan ini," kata Rudiantara ditemui di acara APRiSH "Network Society: Continuity and Change" yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Jakarta, Selasa (13/8).
Rudiantara menilai, tanpa disadari cara manusia berinteraksi telah berubah dan teknologi digital mempercepat perubahan tersebut. Contoh paling sederhana adalah saat ini masyarakat perkotaan mulai terbiasa dengan pembayaran digital.
Perubahan tersebut juga didukung dengan menjamurnya perusahaan rintisan (startup), yang memanfaatkan teknologi digital. Rudiantara menjelaskan konsep startup di Indonesia lebih dekat pada koperasi, bukan korporasi.
Masing-masing orang yang berkumpul di startup membawa alat produksi sendiri, seperti yang ditemukan di konsep koperasi. Perusahaan transportasi berbasis aplikasi (ride-hailing) misalnya, mereka memiliki platform pemesanan, sementara kendaraan bermotor milik mitra pengemudi.
"Ekonomi digital ini menyasar banyak hal, antara lain shared economy, lalu menciptakan lapangan kerja digital," kata Rudiantara.
Menkominfo lalu mencontohkan platform e-commerce, yang mayoritas diisi oleh orang-orang yang sebelumnya belum pernah berbisnis.
Peluang lainnya yang diciptakan ekonomi digital adalah inklusi finansial. Saat ini lebih banyak orang yang dapat merasakan layanan keuangan meski pun tidak memiliki akun bank, contohnya melalui layanan dompet digital (digital wallet) seperti Ovo dan Gopay.
Kementerian memprediksi, Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi digital di regional Asia Tenggara pada 2020 mendatang. Proyeksi nilai ekonomi digital di Indonesia diprediksi mencapai Rp2 triliun tahun depan. (Ant).