Diterpa Isu Negatif, Jokowi: Selama Ini Saya Sabar dan Diam
BANDAR LAMPUNG - Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) meminta para calon anggota legislatif (caleg) maupun tim pemenangan memperkuat perencanaan. Upaya tersebut semata-mata untuk menepis sejumlah isu negatif yang beredar.
Jokowi mengatakan, isu yang beredar saat ini telah merambah ke wilayah Provinsi Lampung. Bahkan, Jokowi mengaku pernah diserang isu negatif seperti PKI, antek asing, bahan pokok dan lainnya.
"Saat ini isu-isu telah menyebar. Oleh karena itu, isu tersebut harus dimenangkan oleh kita. Caranya seperti apa, kita harus memperkuat perencanaan sehingga semuanya bisa berjalan beriringan. Relawan, caleg, dan tim dapat bekerja dalam sebuah orkestrasi," ujar Jokowi saat memberi arahan kepada caleg maupun Tim Pemenangan di Gedung Graha Wangsa Bandarlampung, Sabtu (24/11).
"Saya lahir tahun 1961, sedangkan PKI dibubarkan pada tahun 1966 artinya saat itu umur saya baru 4 tahun. Masa baru 4 tahun saya sudah jadi PKI, logis tidak. Bahkan tahun 1955 DN Aidit pernah pidato dan di situ ada wajah saya. Tidak logis," ucapnya.
Jokowi pun mengaku sempat diterpa isu sebagai antek aseng. Bahkan, kata dia, melonjaknya harga bahan pokok di sejumlah pasar dijadikan senjata untuk menyerangnya. Padahal, Jokowi memastikan isu itu semua tidak benar.
"Pada tahun 2015 yang sudah dikuasai oleh Prancis dan Jepang sudah saya ambil dan sudah saya bagikan kepada petani. Jadi di mana antek asengnya," ungkapnya.
"Kemudian masalah bahan pokok, saya tadi pagi ke Pasar Pasutri Gintung untuk menanyakannya. Ternyata harganya standar bahkan lebih murah dari Jakarta. Tempe harga Rp3.500, kangkung Rp1.500, dan cabai Rp23.000. Yang naik hanya daging dan itu secara rata-rata masih stabil. Selama ini saya sabar dan diam saja," tuturnya. (Ant)