DPR Desak PT Pupuk Indonesia Benahi Distribusi Pupuk Bersubsidi
Jakarta, Jurnal Jabar - Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono mendesak PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) membenahi permasalahan distribusi pupuk bersubsidi. Ono menilai, masalah distribusi pupuk subsidi masih terus ditemui di beberapa wilayah.
"Protes petani itu terkait dengan kelangkaan pupuk dan harga pupuk yang mahal. Sehingga inilah yang menjadi catatan bagi Komisi IV dan pemerintah untuk membenahi terkait dengan tata niaga distribusi pupuk,” kata Ono dikutip Rabu (9/3).
Ono menjelaskan, akibat kelangkaan pupuk bersubsidi ini, para petani meminta agar program pupuk bersubsidi dihapuskan. Petani berpandangan, program itu seharusnya diganti menjadi subsidi akhir atau subsidi produk pertaniannya.
Menurut Ono, masukan dari petani tersebut harus didiskusikan bersama antara Komisi IV dengan pemerintah untuk mengetahui kemungkinan usulan itu dilakukan.
"Kalau kita lihat berbagai macam analisis yang menyatakan bahwa satu hektar lahan pertanian padi itu alokasi subsidi pupuknya sekitar Rp700.000,-. Apakah nanti mungkin subsidi itu diberikan dalam bentuk uang kepada petani, tapi program pupuknya dihapuskan,” sambungnya.
Ono menambahkan, Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang jumlahnya mencapai 20 juta ton dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp70 triliun tidak sebanding dengan dana yang bisa disiapkan pemerintah. Selama ini, dana subsidi pupuk yang disiapkan pemerintah hanya setengahnya dari jumlah kebutuhan petani, yakni antara Rp30-35 triliun.
Kondisi ini juga menjadi pertimbangan keberlangsungan program pupuk bersubsidi. Terlebih, banyak pihak yang masih meragukan validasi dan akurasi RDKK. Ono meminta harus ada pendataan kembali.
"Karena di Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi adalah petani kecil yang memiliki lahan kurang dari 2 hektar. Apakah sudah benar selama ini hanya petani kecil yang mendapatkan pupuk subsidi itu, jangan-jangan petani besar juga dapat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ono berpesan kepada petani untuk memilik alternatif selain mengandalkan pupuk kimia. Menurutnya, penggunaan pupuk organik, olahan limbah-limbah pertanian atau peternakan bisa menjadi solusi lain yang harganya pun lebih murah.