Duta Petani Muda Geliatkan Pertanian Daerah Tertinggal
JAKARTA - Mungkin belum semua orang tahu data ekspor pertanian Indonesia -- berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2018 -- ekspor Indonesia menembus angka US$ 320 juta. Angka ini meningkat dibandingkan pada November 2017.
Hal tersebut bisa jadi satu cerminan, bahwa sebetulnya potensi pertanian Indonesia sangat melimpah. Saat ini, 82,77% penduduk desa menggantungkan sumber pendapatan dari sektor pertanian. Sehingga, pertanian layak menjadi masa depan negeri ini.
Tapi, memang perlu kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan dan mengoptimalkan potensi, pada sektor pertanian.
“Indonesia adalah negara besar dengan potensi pertanian yang melimpah. Saat ini sebanyak 82,77% penduduk desa yang menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor pertanian. Berbicara tentang inovasi dan pemanfaatan teknologi, erat kaitannya dengan pemuda sebagai subjek dan objek penerima perubahan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini (Duta Petani Muda 2018) kita berupaya membangun kesadaran anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian,” papar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Dirjen PDT, Kemendes PDTT), Samsul Widodo.
Samsul mengungkapkan, Kemendes PDTT terus berupaya meningkatkan partisipapsi pemuda di sektor pertanian. Salah satunya melalui program Duta Petani Muda, yang mempromosikan sektor pertanian bagi kaum muda di Indonesia.
Para Duta Petani Muda 2018 binaan Ditjen PDT Kemendes PDTT. (Foto: Istimewa).
“Kami menilai pertanian adalah masa depan Indonesia. Jika anak muda mau turun mengeluti sektor ini, kami yakin dunia pertanian di Indonesia akan kian bergairah,” kata Samsul antusias.
Sementara, Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT), Dwi Rudi Hartoyo, mengatakan pihaknya berusaha meningkatkan sektor pertanian di daerah tertinggal. Salah satunya melalui program Duta Petani Muda.
“Duta Petani Muda adalah anak-anak muda yang mempunyai komitmen dan kemauan mengembangkan pertanian. Jangan sampai ketika menjadi Duta Petani Muda, tetapi tidak mau menjadi petani. Program ini sudah dua tahun, ini sudah masuk tahun ke tiga. Duta Petani Muda adalah relawan dan tidak digaji,” kata Rudi.
Tugas relawan dari Duta Petani Muda di antaranya pendampingan smart farming atau pertanian berbasis digital. Diakui atau tidak, sektor pertanian berbasis digital harus diterapkan. Oleh sebab itu, membutuhkan generasi milenial untuk menerapkannya, terutama di daerah tertinggal.
Hal penting dalam program Duta Petani Muda ini adalah pelatihan intensif selama enam hari. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang bisnis, penambahan wawasan tentang tren dan sektor pertanian pangan, pengenalan aspek gender, dampak lingkungan dan sosial dari rantai nilai pertanian, serta pengembangan karakter kepemimpinan bagi petani muda.
Pelatihan dirancang dengan pendekatan pendidikan orang dewasa yang memadukan teori di kelas dan praktik. Kurikulum pelatihan dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas kepemimpinan, serta menghubungkan para petani muda dengan jaringan pendukung produksi pangan.
Program Duta Petani Muda mempromosikan sektor pertanian, sekaligus menginspirasi anak muda untuk menjadi petani. Juga, berkontribusi pada perkembangan daerah masing-masing, melalui kerja sama dengan kelompok tani, organisasi pemuda dan sektor bisnis.
Untuk saat ini, Ditjen PDT masih membatasi jumlah Duta Petani Muda yang direkrut, yakni dua orang per kabupaten. Kendati sifatnya hanya relawan, tetapi untuk menjadi Duta Petani Muda tidaklah mudah.
Ada tahapan dan seleksi yang harus dilalui. Tujuannya agar target meningkatkan pendapatan petani di daerah tertinggal bisa terealisasi.
Animo anak muda ingin menjadi Duta Petani Muda terbilang cukup besar. Selain membantu menyosialisasikan berbagai program Kemendes PDTT pada sektor pertanian, Duta Petani Muda juga akan menginformasikan perkembangan dari program yang sedang berjalan di masyarakat, kepada Kemendes PDTT.
“Kami tidak mau setelah program selesai, ya sudah tidak ada kelanjutan lagi. Kami berharap Duta Petani Muda ikut memberikan informasi mengenai pelaksanaan program. Khususnya yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan program. Biasanya hal itu dilakukan pada berbagai forum. Jadi kami sengaja mengundang mereka untuk menjadi mediator dengan petani,” papar Rudi.
Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT), Dwi Rudi Hartoyo. (Foto: Istimewa).