JK Minta Kurikulum Khotbah Jumat di Lingkungan Kampus Dibuat
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) meminta pembentukan kurikulum khotbah di masjid kampus agar ceramah dapat terfokus dan memotivasi mahasiswa memperoleh pemahaman agama yang baik.
Jumlah ibadah shalat sebanyak ratusan kali dalam setahun, mulai dari shalat lima waktu hingga Shalat Jumat, menurut JK yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu, sedikitnya ada 100 kali umat Islam beribadah di masjid dan mendengarkan ceramah.
"Ini dapat dilakukan dengan suatu cara, bagaimana masjid itu lebih memberikan motivasi sehingga bukan hanya tempat beribadah. Dengan cara bagaimana 100 waktu (shalat wajib) itu dibuatkan kurikulumnya, suatu silabus yang baik," kata Wapres JK, saat menghadiri acara Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Sabtu (10/11).
Dalam kurikulum tersebut, kata dia, tidak perlu menyeragamkan konten khotbah, melainkan bisa menetapkan tema tertentu setiap bulan. Alhasil, para mahasiswa tidak hanya mengikuti mata kuliah agama di kampus semata, melainkan dapat pemahaman agama dengan baik di luar kelas.
"Jadi bagaimana mengatur kurikulumnya. Jadi bukan hanya kurikulum perkuliahan yang diatur tapi kurikulum masjid kampus juga diatur sehingga terfokus. Semua masjid kampus itu kalau dikasih semua sama kurikulumnya, maka dimana pun dia pergi akan mendapat suatu ilmu, mendapat pengetahuan yang bertingkat-tingkat," ujarnya.
Kurikulum untuk khotbah di masjid kampus tersebut juga dapat menghindarkan penyebaran radikalisme di kalangan mahasiswa. Karena itu, Wapres berharap pembentukan kurikulum khotbah dapat mulai diterapkan pada masjid di lingkungan universitas dan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi Islam.
"Kalau masjid kampus baik, akan menjadi contoh untuk masjid-masjid yang lain di sekitarnya," ungkapnya. (Ant)