Korban Tsunami Selat Sunda Capai 429 Jiwa, 154 Orang Hilang
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban tewas tsunami di selat Sunda mencapai 492 orang. Data tersebut setidaknya terhitung sejak Selasa (25/12) pukul 13.00 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga hari ketiga pascatsunami sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 mengungsi. Tsunami di Selat Sunda tersebut pun ditetapkan sebagai bencana kabupaten. Pasalnya, pemerintah daerah masih sanggup menangani didampingi pusat.
"Total 492 orang meninggal dunia dan kemungkinan bisa bertambah, dampak paling parah di Pandeglang, Banten," kata Sutopo pada konferensi pers di BNPB di Jakarta, Selasa (25/12).
Tsunami yang terjadi, Sabtu (22/12) malam berdampak pada lima kabupaten, yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus di Provinsi Lampung.
Dari lima kabupaten tersebut, dampak terparah dialami Kabupaten Pandeglang. Tercatat 290 orang meninggal, 1,143 luka-luka, 77 hilang, dan 14.395 mengungsi.
Sementara, di Kabupaten Lampung Selatan korban jiwa mencapai 108 orang meninggal, 279 luka-luka, sembilan hilang, dan 1.373 orang mengungsi.
Lokasi terdampak selanjutnya di Kabupaten Serang tercatat 29 orang meninggal, 62 luka-luka, 68 hilang, dan 83 mengungsi. Di Pesawaran satu korban jiwa dan luka-luka, serta 231 mengungsi. Sedangkan di Tanggamus terdata satu orang meninggal.
Untuk itu, masa tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari untuk Kabupaten Pandeglang terhitung sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sementara, untuk Lampung Selatan masa tanggap darurat selama tujuh hari sejak 23 hingga 29 Desember 2018.
"Kemungkinan nanti bisa diperpanjang disesuaikan kondisi lapangan," ungkapnya. (Ant)