Merugi, Kemen BUMN Siapkan Pengganti Garuda Indonesia
Nasional – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka opsi memailitkan Garuda Indonesia (GIAA) yang merugi. Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo, mengatakan Kementerian BUMN mempersiapkan Pelita Air untuk menggantikan GIAA.
“Kalau mentok ya kita tutup, tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,” ujar Tiko.
Rencana penggantian GIAA ke Pelita Air ini dilakukan sebagai langkah antisipasi apabila restrukturisasi dan negosiasi yang sedang dijalani oleh Garuda tak berjalan mulus.
"Kondisi arus kas dan operasi harian maskapai pelat merah tersebut sangat minim," tambahnya.
Tiko mengungkapkan, masalah utama Garuda adalah biaya leasing yang melebihi kewajaran dan jenis pesawat yang digunakan terlalu banyak.
Tiko mengatakan seluruh lender, lessor pesawat hingga pemegang sukuk global telah melakukan negosiasi dan restrukturisasi utang GIAA. Ia menyebut Kementerian BUMN menunjuk tiga konsultan untuk negosiasi moratorium utang dan restrukturisasi kredit tersebut.
Opsi penutupan Garuda tetap terbuka meski berstatus sebagai maskapai flag carrier. Menurut Tiko, karena saat ini sudah lazim sebuah negara tidak memiliki maskapai yang melayani penerbangan internasional. Maka dari itu, pelayanan penerbangan internasional akan menggandeng maskapai domestik.
Tiko menyebut satu maskapai telah tertarik untuk menjadi partner maskapai internasional dengan kompensasi penerbangan umrah dan haji. Sementara, apabila restrukturisasi utang Garuda ternyata berhasil, Pelita Air tetap bakal dioperasikan sebagai maskapai full service domestik.