OPOP dorong UMKM pesantren kuasai marketplace
Sebagai program prioritas Gubernur Jawa Timur, One Pesantren One Product (OPOP) Jatim terus berupaya menggandeng ribuan pesantren yang ada di Jawa Timur untuk bisa mandiri secara ekonomi.
Pemberdayaan pesantren ini telah dilakukan oleh Pemprov Jatim kurang lebih selama dua tahun, sejak 2019. Hadirnya OPOP ditargetkan hingga lima tahun mendatang, ada sebanyak 1.000 produk unggulan yang lahir dari pesantren di Jawa Timur. Pesantren didorong tidak hanya sebagai lembaga dakwah saja, namun cita-cita Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, adalah pesantren juga mampu menjadi pusat ekonomi masyarakat.
Sekretaris OPOP Jatim, M.Ghofirin menjelaskan jika geliat roda perekonomian di pesantren saat ini semakin tumbuh. Pesantren mulai melek untuk memberikan keterampilan wirausaha baik pada para santri hingga memberdayakan jaringan alumni.
Namun yang menjadi catatan Ghofirin adalah bagaimana mendorong UMKM di pesantren ini bisa lebih melek digital dan menguasai marketplace. Untuk itu pihaknya bersama tim OPOP rajin menghelat workshop bagaimana cara menguatkan jaringan pemasaran secara online, seperti yang tampak dalam acara bertajuk “fasilitasi penguatan jaringan pemasaran produk bagi KUKM” yang dihelat di Malang, 8-9 Maret 20201.
"Bagaimana menaikannya, antara lain dengan mendorong UMKM Pesantren untuk melek digital dan menguasai marketplace. Ini menjadi jawaban dan bagaimana bersama-sama kita mendorong UMKM agar dapat lebih besar lagi memberikan kontribusi lebih besar lagi,” ujarnya.
Ditambahkan dirinya jika OPOP kini juga telah memiliki sebuah aplikasi digital yang bernama OPOP Mart. Diharapkan opop mart buatan pemprov jatim ini bisa dimanfaatkan betul oleh pesantren, sekaligus mengenalkan untuk masyarakat luas.
“Diharapkan pesantren dengan adanya opop mart bisa melek digital marketing, maka dari itu kita dorong mulai menjual produknya di aplikasi ini. Karena itu merupakan hal baru untuk koperasi pondok pesantren dan pesantren itu sendiri , kan biasanya pakai cara konvensional. Maka dari itu pekerjaan rumah kita adalah mengedukasi , dan memberikan bimbingan, makanya kita juga bawa tim teknisi dari OPOP Mart,” paparnya.
Dijelaskan Gus Ghofirin panggilan akrabnya mengatakan, jika hingga tahun ini tercatat sudah ada 550 produk unggulan yang dihasilkan oleh pesantren binaan OPOP Jatim. Menurutnya jaringan pesantren ini juga bisa dimanfaatkan untuk transaksi bilateral antar pesantren.
“Produk-produk pesantren ini harus dijejaringkan antar pesantren ini, kita berharap adanya transaksi bilateral. Contohnya pesantren yang produksi beras maka bisa bekerjasama dengan pesantren yang produksi garam. Ada transaksi antar pesantren,” pungkasnya.
Acara yang diikuti oleh 50 peserta (perwakilan pesantren) ini sekaligus sebagai ajang temu darat dalam silaturahmi sesama anggota peserta OPOP, juga untuk memperoleh solusi-solusi dalam berusaha bersama marketplace.