Perkuat Mitigasi Bencana, PTAR dan BPBD Tapsel Gelar Rencana Tindak Darurat
Tapanuli Selatan, Jurnal Jabar – Pengelola Tambang Emas Martabe, PT Agincourt Resources (PTAR) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan (Tapsel) menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) di bendungan tailings storage facility (TSF) Martabe sebagai upaya memperkuat mitigasi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Tapsel, Umar Halomoan Daulay, mengatakan simulasi RTD dapat menjadi wadah edukasi dan membangun budaya siap siaga agar risiko bencana dapat dikurangi. Dalam simulasi RTD ini, BPBDTapsel menjadi leading sector pelaksanaan simulasi RTD atas bendungan TSF Martabe yang dimiliki PTAR.
"Simulasi RTD berjalan baik berkat dukungan masyarakat, TNI & Polri, serta PTAR. Dari rangkaian sosialisasi hingga simulasi, masyarakat diharapkan dapat memahami tugas dan tangggung jawabnya jika bencana terjadi. Kami juga mengapresiasi PTAR atas komitmennya untuk beroperasi sesuai ketentuan pemerintah,” kata Umar, berdasarkan rilis yang diterima jurnaljabar.id, Minggu (9/7).
Umar menjelaskan, simulasi RTD yang dengan tema ‘Kita Siap, Kita Sigap!’ ini diikuti 200 perwakilan warga dari enam desa lingkar tambang. Perwakilan warga berasal dari Aek Pining, Batuhula, Sumuran, Telo, Napa, Wek 3, dan Wek 4. Kegiatan ini juga melibatkan Polres Tapsel, Kodim 0212/TS, Basarnas, PMI, BMKG, Muspika Batangtoru, dan relawan Destana (Desa Tanggap Bencana) binaan PTAR.
PTAR sebagai pembangun bendungan telah memiliki RTD dan melakukan sosialisasi RTD kepada masyarakat, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan. Referensi lain regulasi pemerintah yang dijadikan pedoman RTD yakni Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Saat simulasi RTD, peserta simulasi berlatih melaksanakan penyelamatan dan pengungsian warga, mendirikan tenda barak, serta berkoordinasi dan berkomunikasi secara efektif antara para petugas dan masyarakat. Pelatihan tersebut diadakan di empat lokasi yang menjadi titik kumpul (shelter), yaitu SDN Inpres Aek Pining Batangtoru, SDN 02 Desa Napa, SMP Swasta 41 Muhammadiyah, dan SMAN 1 Batangtoru.
Sementara itu, General Manager Operations PTA), Rahmat Lubis, mengatakan menyampaikan menjalankan aktivitas pertambangan, perusahaan selalu memprioritaskan keamanan penempatan tailings. Melalui serangkaian tindakan komprehensif, perusahaan berupaya memastikan bahwa risiko yang berkaitan dengan TSF Martabe dapat dikurangi melalui praktik-praktik terdepan di industri.
"Kami telah menyusun dan menyiapkan RTD secara matang dan cermat, sehingga saat terjadi keadaan darurat dapat dilakukan tindakan pencegahan secara cepat, tepat, dan efektif. Penghargaan tinggi kami sampaikan kepada Pemkab Tapanuli Selatan yang terus mendukung kami, terutama kepada masyarakat lingkar tambang dan para relawan yang telah menyukseskan simulasi RTD ini," tuturnya.
Menurut Rahmat Lubis, RTD menjadi pegangan perusahaan dalam penanganan keadaan darurat apapun. Isi RTD mencakup pengamanan bendungan serta penyelamatan masyarakat dan lingkungan. Dari sisi keamanan, jarak dari TSF ke pemukiman masyarakat dihalangi oleh bukit dan lembah yang menjadi “perisai” alami jika terjadi luapan air.