Persoalan Gizi Jadi PR Berat Jokowi
JAKARTA - Permasalah gizi buruk dan kekerdilan (stunting) menjadi pekerjaan rumah (PR) penting bagi Joko Widodo-Ma'ruf Amin selaku Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2014.
Demikian pesan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kepada kepemimpinan baru Republik ini.
"Di samping itu membengkaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, jantung dan sebagainya. PR lama juga masih jadi beban yaitu penyakit infeksi seperti TBC dan AIDS," kata Ketua IDI Daeng Mohammad Faqih di Jakarta, Kamis (4/7).
Daeng berharap, Presiden dan kabinet barunya lebih fokus dan gencar melakukan program promotif dan preventif di Puskesmas dan posyandu. Yang paling penting segera ditangani juga adalah pembenahan sistem pelayanan dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
"Jangan sampai BPJS Kesehatan gagal bayar atau kesulitan pembayaran ke fasilitas pelayanan, karena akan menyebabkan rentetan panjang pada kualitas pelayanan, keamanan pasien," ujarnya.
Dia mengatakan, pemerintah wajib memperhatikan kualitas SDM kesehatan, dan masalah-masalah industri pendukung lainnya, terutama sektor industri turunan industri obat dan alat kesehatan.
Daeng menilai perntingnya sebuah kebijakan agar aliran pembayaran ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan Puskesmas tidak terganggu atau tertunda agar proses pelayanan tidak terdampak.
"Kalaupun ada kebijakan utang untuk menutup defisit, maka baiknya buat kebijakan yang berhutang adalah BPJS Kesehatan bukan fasilitas kesehatannya," ujarnya.
Hal lain yang juga perlu segera evaluasi, kata Daeng adalah kecukupan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai prinsip-prinsip rasional dan keekonomian untuk menjamin JKN yang baik dan berkelanjutan. (Ant)