Viral Foto Perwira Tinggi Polisi Acungkan 2 Jari, IPW Bilang Begini
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Mabes Polri menjelasan secara transparan tentang foto viral dua perwira tinggi berpakaian dinas sambil mengacungkan dua jari.
Menurutnya, hal tersebut seolah-olah sedang mengkampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasalnya, pasangan tersebut mendapatkan nomor urut 02 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Penjelasan ini perlu dilakukan untuk klarifikasi tentang netralitas maupun profesionalitas Polri di tahun politik saat ini maupun di Pilpres 2019," kata Pane dalam siaran persnya, Rabu (21/11).
IPW berharap, semua anggota Polri terutama para perwira tinggi bisa menjaga sikap dan menahan diri. Polri, kata dia, sebaiknya tidak tampil dengan simbol yang bisa mengganggu netralitas Polri di tahun politik.
"Apa pun alasannya, penampilan simbol simbol yang menyangkut partai atau calon presiden tertentu bisa menimbulkan persepsi negatif yang merugikan netralitas dan profesionalisme Polri," ucapnya.
Menurutnya, ada dua dampak negatif bagi Polri dengan viralnya foto tersebut. Selain mengganggu netralitas Polri, foto itu bisa menunjukkan bahwa telah terjadi polarisasi di internal kepolisian untuk mendukung capres tertentu.
Polarisasi akan semakin tajam mengingat salah satu dari perwira tinggi tersebut bakal promosi jabatan. Perwira tinggi tersebut yakni mantan dan calon kapolda Lampung.
Kedua, foto dua jari yang viral tersebut juga dipersepsikan sebagai huruf L yang menunjukkan kedua jenderal itu berasal dari daerah Lampung. Meski begitu, hal tersebut tetap merugikan Polri karena bisa dipersepsikan betapa kentalnya primordialisme dan kesukuan di Polri saat ini.
Sikap kesukuan yang tinggi jika berkembang di tubuh Polri tentu akan merugikan kepolisian dan menimbulkan kecemburuan. Kelak, dapat dimaknai hanya suku tertentu yang bisa menduduki jabatan strategis.
Karena itu, kata dia, apa pun alasannya foto kedua perwira tinggi tersebut tidak bisa ditolerir. Kapolri Tito Karnavian perlu menegur keduanya.
Bila perlu, kata dia, Tito segera membatalkan pelantikan salah satu perwira tinggi yang ada di dalam foto tersebut sebagai Kapolda Lampung. Pasalnya, jika dibiarkan kelak menjadi preseden dan membuat polarisasi agar Polri mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
Polarisasi itu makin tajam mengingat di Pilkada 2018, ada sejumlah perwira tinggi Polri yang terang terangan mendukung calon kepala daerah asal PDIP. Sementara, PDIP berada di barisan partai politik pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. (Ant)