Virus Corona Pengaruhi Industri Farmasi dan Pariwisata
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan wabah virus corona di China akan memengaruhi dan menghambat industri farmasi, serta pariwisata dalam negeri.
Airlangga mengatakan, industri farmasi terimbas wabah virus corona karena Indonesia masih mengimpor bahan baku dari China, dan negara tersebut memperpanjang libur massal hingga pertengahan Februari mendatang.
“Kemungkinan farmasi industri terkena karena sebagian komponen ada di sana dan sekarang mereka memperpanjang libur massal,” katanya di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2).
Sementara itu, sektor pariwisata terdampak akibat adanya pengurangan wisatawan asing datang ke Indonesia terutama dari China, yang diperkirakan mencapai dua juta orang per tahun.
“Paling terdampak adalah turisme jadi China itu 2 juta ke Indonesia dengan adanya virus corona, di mana-mana travel warning dan turis dari China distop,” ujarnya.
Berikutnya, Airlangga mengatakan sektor otomotif juga terganggu namun relatif kecil sebab meskipun merupakan produk unggulan di Wuhan, tapi bukan basis impor untuk Indonesia.
“Manufaktur kaitannya dengan rantai pasokan, bahan baku. Di Wuhan kan pusatnya otomotif tapi otomotif Indonesia basisnya bukan dari China jadi dampaknya relatif kecil,” katanya.
Tak hanya itu, ia menilai virus corona turut berdampak negatif pada aktivitas pasar modal dalam negeri dan dapat dilihat dari catatan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus terkoreksi.
“Efek dari virus corona membuat sebagian besar di pasar saham dalam tren bearish (turun),” ujarnya.
Di sisi lain, Airlangga berharap wabah virus corona akan lebih cepat mereda, dibandingkan dengan SARS pada 2003 yang berlangsung selama delapan bulan. Sehingga tidak semakin menimbulkan efek negatif bagi perekonomian.
“Semoga melihat ke dalam perspektif SARS, itu tidak akan lama. SARS kan delapan bulan jadi semoga yang ini kurang,” katanya. (Ant).